Program Studi D3 Komunikasi Penerbangan

Program Studi D3 Komunikasi Penerbangan merupakan salah satu program studi yg ada di Politeknik Penerbangan Surabaya.

Visi Prodi D3 Komunikasi Penerbangan :

Menjadikan Program Studi yang unggul dalam bidang komunikasi penerbangan dan mampu menghasilkan lulusan yang professional dan beretika serta disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Misi Prodi D3 Komunikasi Penerbangan :

  1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bidang penerbangan khususnya komunikasi penerbangan yang kompeten dan professional;
  2. Melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat dalam rangka mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi;
  3. Menjalin kemitraan dengan berbagai institusi dalam rangka pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi;
  4. Membentuk SDM yang bisa bekerjasama dan memiliki kepekaan social serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

TUJUAN

  1. Menyelenggarakan pendidikan komunikasi penerbangan yang aktif dan kondusif sesuai dengan kompetensi dan standar internasional yang telah ditetapkan;
  2. Menghasilkan lulusan yang memiliki :
  3. kemampuan memberikan pelayanan Pemanduan Komunikasi Penerbangan berupa informasi penerbangan, peringatan, dan pemberian saran terhadap penerbangan pada ruang udara tidak dikendalikan;
  4. Kemampuan menerima, mengolah, dan mendistribusikan berita dan data penerbangan sesuai dengan standar mutu pelayanan yang ditetapkan oleh organisasi penerbangan sipil internasional;
  5. Keahlian profesi, meliputi kemampuan dan pengetahuan teknis dan non-teknis terkait profesi yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi;
  6. Dedikasi dan integritas, berupa komitmen dan integritas tinggi terhadap kualitas, waktu, dan kemampuan memahami tanggung jawab etika, sosial, dan profesi;
  7. Kemampuan menguasai prinsip dan Teknik berkomunikasi efektif secara lisan dan tulis;
  8. Kemampuan menguasai konsep integritas akademik secara umum dan konsep plagiarisme secara khusus, dalm hal jenis plagiarisme, konsekuensi pelanggaran dan upaya pencegahannnya.

SASARAN

  1. Terciptanya lulusan yang berjiwa Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi;
  2. Terciptanya Taruna Program Studi D3 Komunikasi Penerbangan yang mampu berbuat dan bersikap positif secara mandiri dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan standar yang telah dimiliki yang relevan dengan kebutuhan masyarakat;
  3. Mengembangkan penelitian dan pengabdian masyarakat yang tepat sasaran sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia profesi serta menunjang suasana akademik;
  4. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai industri dan stakeholder dalam rangka pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dan daya serap lulusan.

Program studi D3 Komunikasi Penerbnagan  mencetak lulusan sebagai Aeronautical Communication Officer (ACO), dimana ACO adalah salah satu pekerjaan yang berhubungan dengan keselamatan penerbangan. Dari arti kata tersebut dapat diartikan sebagai petugas pemberi pelayanan penerbangan. Sering banyak orang menyamakan ATC dengan KP, padahal dua hal ini berbeda. Persamaannya adalah keduanya sama – sama memberikan pelayanan kepada pilot. Namun perbedaannya adalah ruang udara yang mereka atur, hal yang diberikan kepada pilot (apakah instruksi atau hanya saran), dan bagaimana dunia kerjanya nanti.

Dalam memberikan pelayanan kepada pilot, seorang ACO memberikan informasi – informasi yang dibutuhkan seorang pilot untuk penerbangannya. Dalam hal kerja, seorang ACO dapat dibagi menjadi seorang COM, Airport Reporting Office (ARO) maupun sebagai

Controller.

Sebagai seorang COMM, seorang ACO dituntut untuk mengerti bagaimana jalannya sebuah berita penerbangan pada suatu bandara dan bagaimana caranya untuk menyebarluaskan berita penerbangan kebandara – bandara lain yang terkait dengan suatu penerbangan. Untuk menyebarluaskan berita tersebut dikenal sebagai AFTN (Aeronautical Fixed Telecommunication Network). Alat ini menyambungkan semua bandara (baik dalam maupun luar negeri) yang mempunyai channel satu sama lain agar semua bandara tersebut dapat menerima berita penerbangan. Karena keahlian dalam mengoperasikan ataupun memperbaiki kesalahan dalam mesin tersebut, dalam pendidikannya, diberikan pelajaran bagaimana untuk mengoperasikan ataupun memperbaiki system alat tersebut, agar tidak mengandalkan teknisi saja.

Sebagai seorang Airport Reporting Office (ARO), seorang ACO membutuhkan banyak pengetahuan tentang AIS (Aeronautical Information Service).Atau dalam Bahasa Indonesianya, pelayanan informasi penerbangan. Didalamnya menyangkut tentang Flight Plan (rencana terbang yang memuat segala informasi yang berhubungan dengan penerbangan suatu pesawat), NOTAM (pemberitahuan kepada pihak – pihak yang dinilai akan berhubungan dengan suatu keadaan), RPL (repetitive FPL, atau FPL yang digunakan untuk berkali – kali perjalanan) maupun informasi mengenai penerbangan dan tak jarang informasi dari badan meteorology sekitar mengenai keadaan cuaca  ataupun informasi meteorology lainnya yang dapat berpengaruh terhadap keselamatan penerbangan. Biasanya BO berada pada lantai dasar gedung untuk memudahkan pilot ataupun yang mewakili untuk menyerahkan FPL ,bertanya tentang keberadaan NOTAM, info cuaca ataupun rute yang akan dilalui.

Sebagai seorang Controller, ACO berbeda dengan ATC (air traffic controller).Seorang ACO bertugas memberikan informasi yang berkaitan dengan keselamatan dalam bentuk saran kepada pilot mengenai penerbangannya. ACO hanya menyarankan dan memberitahu, untuk final decisionnya memang tergantung pilot. Dalam hal phraseology juga berbeda, ACO menggunakan “next call”/”call again” dan tak lupa ada kata “advise”. Ruang udara yang dikendalikan juga berbeda. Hal itu yang membedakan dengan ATC. Namun keduanya mempunyai dasar yang sama. Tak lupa, informasi mengenai keadaan aerodrome, keberadaan traffic lain, ataupun informasi lain yang penting berkaitan dengan keselamatan penerbangan harus diberikan segera tanpa ditunda untuk semua pihak yang terkait dengan hal tersebut.

Dalam hal pengaplikasian dunia kerja, seorang ACO dapat menjadi controller pada bandara AFIS maupun untuk RDARA / MWARA. Pada bandara AFIS (aerodrome flight information service), biasanya terdapat pada daerah – daerah yang masih sedikit pengguna pesawa tudaranya. Oleh karena itu, hanya pesawat yang katagori light sampai medium saja yang dapat mendarat ataupun lepas landas pada bandara tersebut. Tak jarang pula mengontrol helicopter. Biasanya perusahaan – perusahaan diluar Jawa menggunakan helicopter untuk  transportasi. Pada RDARA (regional domestic air route area) / MWARA (major world air route area), seorang ACO mengontrol pesawat yang hanya lewat pada area tertentu atau pesawat penerbangan internasional sesuai daerah kontrolnya.

Berbicara mengenai Lapangan Pekerjaan, ACO dapat bekerja pada bandara yang tergolong dalam perusahaan LPPNPI/Airnav Indonesia. Namun  untuk penempatan dalam unitnya, tergantung kebutuhan perusahaan tersebut. Pada bandara yang besar seperti Jakarta dan Makassar, ACO dapat bekerja sebagai COMM dan ARO, ataupun Controller untuk rute penerbangan internasional. Namun pada bandara kecil, seperti bandara diluar pulau Jawa ataupun bandara di Jawa untuk militer yang statusnya masih AFIS, biasanya dapat merangkap semua itu, baik sebagai COMM, ARO, dan Controller penerbangan pesawat medium atau light. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai segala yang menyangkut informasi keselamatan penerbangan harus dikuasai baik untuk cara menyampaikannya ataupun bagaimana prosedur yang benar. Dibutuhkan juga cara berCommunikasi yang baik, sopan, dan menarik agar dapat menyampaikan informasi penerbangan tersebut. Seorang ACO juga bias bekerja di perusahaan swasta ataupun Pertamina sebagai Radio Operator.

Sertifikat Kompetensi lulusan yang didapat oleh D.3 Komunikasi Penerbangan adalah :

  1. Flight Information
  2. Aeronautical Fixed
  3. Safety Management System
  4. ICAO English Language Proficiency (IELP)
  5. TOEIC

Akreditasi