Dies Natalis ke-34, Poltekbang Surabaya Ditarget Tetap Unggul
Surabaya: Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya menggelar rangkaian acara Dies Natalis ke-34 dengan tema ‘Bersinergi Mewujudkan Kampus Politeknik Penerbangan Surabaya yang Unggul, Berkarakter dan Berinovasi’.
Acara puncak dikemas dengan Sidang Senat Terbuka dihadiri lengkap oleh civitas akademika, taruna/taruni, pejabat Poltekbang Surabaya juga Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara (PPSDMPU) Kementerian Perhubungan Achmad Setiyo Prabowo.
Dalam pembukaan acara Sidang Senat Terbuka, Direktur Poltekbang Surabaya Agus Pramuka mengaku siap menerima berbagai aspirasi untuk perkembangan Poltekbang Surabaya ke depan. Menurutnya ini penting agar bisa memberikan gambaran tentang kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk kolaborasi perguruan tinggi dan dunia industri, khususnya industri penerbangan.
“Melalui kegiatan Sidang Senat Terbuka ini yang merupakan puncak rangkaian Dies Natalis, para peserta taruna/taruni dapat memperoleh informasi ilmu pengatahuan bahkan gambaran teknologi terbaru ke depan,” kata Agus saat acara Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-34 Poltekbang Surabaya di Gedung Serbaguna Poltekbang Surabaya, Jalan Jemur Andayani Surabaya, dalam siaran pers, Rabu (20/3/2024).
Agus menargetkan lulusan Poltekbang Surabaya memiliki pribadi yang berkarakter, berinovasi serta yang bisa berkompetisi di bidangnya baik secara nasional maupun internasional.
Selain dibuka Direktur Poltekbang Surabaya, acara ini juga dibuka secara daring oleh Plt Kepala BPSDM Perhubungan Kementerian Perhubungan Capt Wisnu Handoko. Ia berpesan agar kampus Poltekbang Surabaya bisa menjadi pusat inovasi di dunia pendidikan, khususnya bidang penerbangan.
“Perlu ada usaha untuk memastikan kampus kita tetap unggul dalam memberikan pelayanan dan pelatihan vokasi berkualitas tinggi dan berstandar internasional. Ini berarti kita perlu mengembangkan kurikulum yang dinamis dan relevan, memenuhi standar kebutuhan di dunia lapangan kerja, memperkuat riset dan inovasi, membentuk kemitraan yang kuat dengan industri dan masyarakat,” pesan Capt Wisnu.
Dijelaskan, bahwa kampus yang unggul bukan hanya tentang prestasi akademik tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan punya integritas tinggi pada setiap individu. Oleh karenanya BPSDM Perhubungan terus berkomitmen untuk memberdayakan taruna/taruni bisa berkembang menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan beretika.
Untuk memberikan wawasan ilmu pengetahuan kepada para taruna/taruni Poltekbang Surabaya, acara ini menampilkan orasi ilmiah dari dua narasumber. Pertama oleh Kepala Sub Direktorat Sistem Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Arief Mustofa tentang Pengusahaan Bandar Udara.
Pengusahaan bandar udara membuka peluang adanya pihak swasta masuk dalam pengeloaan bandar udara. Sementara untuk kegiatan pengusaahaan bandar udara ada dua, yaitu pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara.
“Kalau pelayanan jasa kebandarudaraan lingkupnya adalah pengelolaan terhadap fasilitas untuk kegiatan pelayanan, pendaratan, lepas landas, manuver, parkir, penyimpanan pesawat udara, fasilitas terminal, pelayanan angkutan penumpang kargo dan pos, fasilitas elektronik serta bangunan lapangan.
Kalau jasa terkait bandar udara untuk menunjang pelayanan bandar udara, pelayanan penumpang dan barang, dan untuk memberikan nilai tambahan,” papar Arief.
Di Indonesia sendiri ada tatanan kebandaraan. Hingga tahun 2024 ini total sudah ada 301 bandara. Terdiri dari 251 bandara exsisting (bandara khusus untuk melayani umum 217, PT Angkasa Pura I 14, PT Angkasa Pura II 18, PT Angka Pura Aviasi I dan PT BIB 1) dan 50 bandara baru (greenfield, upgrade airstrip, bandara enclave).
“Untuk strategi pembiayaan bandara ada tiga opsi, pakai APBN, APBN (PK-BLU) dan swasta,” ungkap Arief Mustofa.
Sedangkan untuk orasi ilmiah kedua dibawakan oleh Dekan Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (FTIRS) ITS Surabaya Wawan Aries Widodo membahas tentang Peran Ilmu Mekanika Fluida Dalam Pengembangan Teknologi Transportasi Udara.
Ilmu mekanika fluida ini memainkan peran kunci dalam desain dan operasi pesawat terbang, mempengaruhi segalanya dari bentuk sayap hingga performa mesin. Prinsip-prinsip mekanika fluida membantu insinyur memahami bagaimana udara (sebuah fluida) berinteraksi dengan pesawat.
“Yang pertama adanya hukum bernoulli yang sangat penting di dalam melihat perubahan tekanan dan kecepatan pada sayap pesawat. Pada bagian upperside dan lowerside dari sayap, sehingga menyebabkan pesawat memiliki gaya angkat (lift),” ungkap Wawan.
Kedua, gaya aerodinamik (gaya angkat atau lift dan gaya hambat atau drag). Ketiga, aliran laminar dan aliran turbulen. Keempat, ada istilah reynolds number yang merupakan bilangan tak berdimensi untuk mendefinisikan apakah rezim aliran itu laminar atau turbulen.
“Jadi perilaku aliran disini akan menentukan gaya lift atau gaya drag yang akan diterima oleh sayap pesawat,” tutupnya.
Poltekbang Surabaya terus bertransformasi hingga usianya yang ke-34. Di awal berdirinya pada 31 Mei 1989 namanya dikenal sebagai Balai Pendidikan dan Latihan Penerbangan (BPLP) Surabaya. Kemudian pada 13 Oktober 1999 berganti nama menjadi Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya. Dan pada akhirnya berganti nama menjadi Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya hingga sekarang.
Poltekbang Surabaya memiliki 7 jurusan Diploma III (D III), yakni Teknik Listrik Bandar Udara, Teknik Navigasi Udara, Teknik Pesawat Udara, Teknik Bangunan dan Landasan, Teknik Lalu Lintas Udara, Komunikasi Penerbangan dan Manajemen Transportasi Udara.
“Kami atas nama pimpinan BPSDM Perhubungan mengucapkan selamat kepada Politeknik Penerbangan Surabaya yang telah melaksanakan Dies Natalis ke-34. Makna terdalamnya apa saja yang telah dilakukan oleh Poltekbang Surabaya tidak cukup sampai disini. Harus punya langkah lebih maju lagi ke depan, langkah untuk meningkatkan kompetensi SDM khususnya di bidang perhubungan udara,” kata Kepala PPSDMPU Achmad Setiyo Prabowo.
Pihaknya berharap Poltekbang Surabaya ke depan harus bisa mengikuti perkembangan lingkungan, transportasi berkelanjutan, green aviation, juga penggunaan artificial intelligence atau unmanned.
“Perkembangan teknologi harus diikuti tetapi juga mempertahankan karakter dari para taruna/taruni itu sendiri,” pungkas Setiyo yang juga mantan Direktur Poltekbang Surabaya ini.